Puasa Tapi Tak Sholat
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Dahulu ketika kita masih kecil kita sering mendengar ungkapan untuk orang yang berpuasa namun tidak mengerjakan sholat, ‘Memakai baju tapi tak bercelana’. Ini ungkapan ringkas namun sangat mengena jika seseorang masih punya hati dan malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lantas bagaimana status puasa orang yang demikian?
Mari simak tanya jawab berikut.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah pernah ditanya[1],
“Bagaimana hukum puasa orang yang meninggalkan sholat[2] ?”
Beliau Rohimahullah menjawab,
“Orang yang meninggalkan sholat puasanya tidak sah dan tidak diterima. Karena orang yang meninggalkan sholat kafir murtad/keluar dari agama Islam.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ
“Jika mereka bertaubat, mengerjakan sholat dan menunaikan zakat maka mereka adalah saudara kalian se agama/ se iman”. (QS. At Taubah [9] : 11).
Juga berdasarkan sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam,
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“Antara seseorang dan kemusyrikan serta kekufuran adalah meninggalkan sholat”[3].
Demikian juga,
العَهْدُ الذِّيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami (ummat Islam) dan mereka (orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kufur”[4].
Ini jugalah pendapat mayoritas para shahabat walaupun tidak sampai derajat ijma’ diantara mereka. ‘Abdullah bin Syaqiq Rohimahullah seorang tabi’in yang terkenal mengatakan,
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَ سَلَّمَ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأعْمِالِ تَرَكُهُ كُفْرٌ غَيْرُ الصَّلَاةِ
“Dahulu para shahabat Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam tidak menilai sebuah amalan apapun yang jika ditinggalkan ternilai sebagai kafir/kufur melainkan sholat”[5].
Berdasarkan hal ini maka puasa orang yang tidak sholat adalah tertolak dan tidak diterima, tidak dinilai di sisi Allah kelak di hari qiyamat. Kita katakan kepada orang yang demikian sholatlah engkau kemudian puasa. Sedangkan jika engkau puasa namun tidak sholat maka puasamu tertolak karena orang yang kafir tidak diterima ibadah darinya”.
Allahu a’lam.
[1] Lihat Majmuu’ Fataawaa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 87-88/XIX terbitan Dar Tsuroya, Riyadh, KSA.
[2] Yaitu orang yang meninggalkan sholat sama sekali (pen.)
[3] HR. Muslim no. 82.
[4] HR. Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1089. Hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani Rohimahumullah.
[5] HR. Tirmidzi no. 2622. Hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani Rohimahullah.
Sumber : www.alhijroh.com
0 komentar:
Posting Komentar