Penjelasan Seputar Bau Mulut Orang Yang Berpuasa
Segala puji hanya kembali dan milik Allah Tabaroka wa Ta’ala, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.
Ada sebuah hadits shohih yang sering diperdengarkan ketika telah
memasuki Bulan Romadhon. Hadits tersebut adalah hadits yang diriwayatkan
dari sahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu,
….لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ…
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari qiyamat dari pada wangi kasturi”[1].
Sebagian orang yang ingin mendiskreditkan islam dan orang-orang yang
berpuasa, mencela islam dan orang yang berpuasa dengan hadits ini.
Mereka mencemooh sebuah ibadah yang agung ini karena tidak suka dengan
aroma mulut orang yang berpuasa. Seakan-akan bau ini lebih layak untuk
dicela dari pada bau mulut orang yang mengkonsumsi suatu yang haram
yaitu rokok, Laa Hawla wa Laa Quwwata illa billah.
Untuk itulah kami akan sampaikan dua penjelasan ulama seputar hadits ini agar kita dapat memahami dengan mudah hadits di atas.
[Pertama]
Sesungguhnya orang yang berpuasa sedang melakukan sebuah ibadah yang
sangat privasi/rahasia. Sebuah ibadah yang tidak diketahui hamba lainnya
di dunia. Allah akan memperlihatkan di akhirat ibadah yang ia
rahasiakan antara dirinya dan Allah ketika di dunia, dengan Allah
jadikan bau mulutnya lebih wangi dari kasturi. Sehingga orang yang
berpuasa ini dikenal karena aroma mulutnya yang wangi. Hal ini sebagai
balasan karena di dunia ia telah menyembunyikan puasanya ketika hidup di
dunia.
Makhul Rohimahullah mengatakan,
Para penghuni surga memiliki aroma wangi yang bermacam-macam, mereka
kemudian bertanya, ‘Wahai Robb kami, belum pernah kami mencium aroma
yang lebih wangi dari aroma ini, aroma dari manakah ini ?’ maka
dikatakan kepada mereka, ‘Itu adalah aroma dari mulut orang-orang yang
berpuasa’.
Yusuf bin Asbath Rohimahullah mengatakan,
‘Allah menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi dari kalangan para
Nabi, “Katakanlah kepada kaummu hendaklah mereka menyembunyikan amalan
mereka, maka kelak aku akan menampakkan amal mereka di kalangan penghuni
surga”.
[Kedua]
Sesungguhnya barangsiapa yang menghambakan dirinya kepada Allah
dengan melakukan amal keta’atan, dengan niat mencari ridhonya di dunia.
Kemudian ketika itu muncul efek dari amalnya tersebut sesuatu yang
dibenci jiwa ketika di dunia. Maka hal itu bukanlah sesuatu yang dibenci
Allah bahkan hal itu adalah sesuatu yang dicintai Allah. Karena hal itu
merupakan efek dari peribadatan hamba-Nya kepada-Nya yang mencari
ridho-Nya.
Inilah penjelasan ringkas yang disampaikan Ibnu Rojab Al Hambali Rohimahullah seputar hadits aroma mulut orang yang berpuasa
[Disadur dari kitab Lathoif Ma’arif karya Ibnu Rojab dengan tahqiq dari Thoriq bin Awwadallah hal. 286-288 terbitan Al Maktab Al Islamiy, Beirut.]
0 komentar:
Posting Komentar