Musafir Puasa Atau Tidak ?
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Ketika Bulan Romadhon sudah di penghujung maka mata kita akan sangat
akrab dengan orang yang hilir mudik untuk pulang ke kampung halamannya
masing-masing. Fenomena ini mungkin kita pun mengalaminya atau pernah
mengalaminya atau malah sudah merencanakannya. Lantas yang jadi
pertanyaan, ‘Apakah ketika itu anda harus puasa ? Atau harus tidak puasa
karena adanya udzur safar?’
Mari simak tanya jawab berikut.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah pernah ditanya[1],
“Apakah Berpuasa Lebih Utama Bagi Seorang Musafir atau Tidak ?”
Beliau Rohimahullah menjawab,
“Yang lebih utama baginya adalah mana yang lebih mudah untuk dikerjakan. Jika lebih mudah baginya puasa maka puasa lebih utama. Jika tidak puasa lebih mudah baginya maka tidak puasa lebih utama baginya. Namun jika sama saja baginya puasa atau tidak maka lebih utama baginya puasa. Karena inilah yang dilakukan Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam dan
demikianlah sunnahnya. Hal ini tentu lebih baik karena bersegera untuk
melepaskan beban kewajiban puasa. Ini mungkinlebih ringan bagi
seseorang. Karena jika dia menggantinya pada hari yang lain maka jiwanya
mungkin akan malas (karena umumnya orang tidak sedang puasa -pen).
Alasan kita lainnya untuk menguatkan pendapat ini adalah karena pada
saat itu dia sedang berjumpa dengan bulan yang orang lain juga berpuasa.
Jika demikian maka orang ini mungkin mengalami salah satu dari 3
keadaan berikut :
-
Apabila tidak puasa lebih ringan baginya maka hendaklah dia berbuka/tidak puasa.
-
Apabila puasa lebih mudah baginya maka hendaklah dia berpuasa.
-
Jika sama saja baginya puasa ataupun tidak maka lebih utama baginya untuk berpuasa”.
Allahu a’lam.
[1] Lihat Majmuu’ Fataawaa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 137/XIX terbitan Dar Tsuroya, Riyadh, KSA.
Sumber : www.alhijroh.com
0 komentar:
Posting Komentar